Kamis, 08 Oktober 2009
Hari itu terlalu banyak yang terjadi di hidupku. Setelah kejadian Yudha dan Rian, Aku sebagai Laras dan Hanna seolah enggan untuk mencari apa yang menjadi tujuan utama selama ini. Seolah, mencari 'cinta' melalui media internet memang salah. Sepulang dari kantor, tak pelak, aku mencari Kintan. Aku ingin menumpahkan segala kekesalan di hati hari itu.
Aku menemukan Kintan di atas meja belajar di kamar kostku. Kubuka lembar demi lembar mencari bagian yang kosong untuk kuisi tentang hariku hari itu. Lambat namun pasti, lembar yang kosong itu mulai terisi dengan bagaimana lelahnya aku, kegundahanku sebagai Hanna. Laras?? Laras tampaknya tak ambil bagian untuk hari itu.
Setelah lelah menceritakan semuanya, aku merasa belum saatnya untuk meninggalkan malam, jadi kuputuskan untuk bermain game online 1 atau 2 jam. Aku pergi ke sebuah gamecenter dekat kost dan begitu sampai, rasanya sejam atau 2 jam kurang cukup untukku. Aku memutuskan untuk mengambil paket malam. Jadilah aku main 12 jam hari itu. Aku memutuskan untuk main Idolstreet.
Aku membuka billing komputer yang akan kumainkan malam itu, men - double klik icon Idolstreet dan menunggu loading untuk masuk ke game tersebut selesai. Id login kumasukan, password dan kurang dari 1 menit aku sudah berada dalam game tersebut. Belum selangkah char-ku jalan, sudah ada whisp dr Yudha.
"Ras, Aku mau bicara", tulis Yudha saat itu.
"Oke.....mau bicara dimana Mas?", jawabku
"Di Titanic aja. Kamu bikin room aja pake namamu Ras, ya?" balas Yudha.
"Oke", ketikku di layar chat...
Tanpa banyak pikir, aku menyewa room di Titanic yang kuberi nama Laras dan langsung kukabari Yudha untuk masuk ke room tersebut sambil memberitahukan password-nya. Tak perlu begitu lama menunggu Yudha. Dia tiba di room Titanic secepat kilat.
"Ras, sini!", panggil Yudha agar aku mendekati char-nya
"kenapa Mas?", jawabku setelah charku berhadapan dengan char-nya
"Ras, aku mau minta maaf atas kejadian waktu itu. Maaf, bukan maksudnya membohongi kamu. Tapi jujur, itu memang alasan kenapa aku mendekatimu", jelas Yudha.
"Sudahlah Mas, ga usah dipikirkan. Yang sudah terjadi terjadilah. Itu memang sudah nasibku. Lagipula, ini dunia maya, semua orang berhak melakukan apapun yang mereka suka, termasuk Mas Yudha", jawabku
"Bukan Ras, Bukan itu. Memang benar yang kamu bicarakan. Tapi bukan itu yang mau aku bicarakan sekarang", jawabnya
"Lalu apa???", jawabku sambil keheranan.
Agak lama aku menunggu Yudha menuliskan sesuatu di layar chat.
"Aku mau bicara kalau sebenarnya apa yang sudah kulakukan terhadapmu kemarin sudah mempengaruhi hidupku", tulis Yudha tak lama kemudian.
"Maksudnya???", jawabku segera.
"Ya, Aku jadi benar - benar sayang dan jatuh cinta sama kamu, Ras. Waktu kamu ke tempatku kemarin, ingin mengetahui semua kebenarannya, aku hanya bisa terdiam karena sebenarnya aku sayang sama kamu.", jelas Yudha
"hhhhaaaaaahhhh????!!", aku kaget.
"Maaf....", jawab Yudha.
"Tapi Mas, kamu kan sudah beristri, punya 1 anak yang masih kecil. Aku ga mau merusak rumah tanggamu", jawabku.
"Tapi aku nggak sayang istriku", tukas Yudha.
"Sayang atau ga sayang, itu bukan urusanku. Mas Yudha harus bertanggungjawab atas apapun yang udah Mas Yudha lakukan dan ucapkan", jawabku.
"Tapi aku benar - benar sayang sama kamu, Ras", tulis Yudha.
"Tapi Mas,......", aku kehabisan kata - kata.
"Ras, plizzzz.....kasih aku kesempatan!!", tulis Yudha.
"Haaaahhh....Laras ga tau. Dah, Laras Off!", jawabku bergegas.
Belum sempat Yudha membalas tulisanku, aku keburu menekan Alt + F4 di keyboardku dan aku tidak menyelesaikan paketku malam itu.
Aku berjalan gontai keluar dari gamecenter itu dan sesampainya aku di kost, aku hanya bisa merebahkan kepalaku di bantal. Aku berpikir, Apa yang kucari??? apa ini yang kucari ???? Tapi Yudha sudah beristri.
Hanna berpikir, ternyata Laras begitu bodoh. Dibalik Laras yang sempurna, tersimpan kegundahan yang sama dengan Hanna. Hanna yang selalu gundah karena tidak ada pria yang akan memandangnya seperti seorang pria memandang Laras. Laras yang selalu gundah karena tampaknya selalu menemukan kegagalan dalam setiap langkahnya.
Ingin rasanya aku sebagai Hanna mengubur jauh2 sosok Laras dan berusaha menjadi diriku yang sesungguhnya. Tapi aku belum siap mengetahui kalau dunia ini terlalu besar untuk seorang Hanna.
Aku menutup hari itu dengan setengah hati dan hanya bisa berkata, "JUST BACK OFF"....or SURRENDER ???
0 komentar:
Posting Komentar