Jumat, 09 Oktober 2009

Apakah yang harus kulakukan
Hanya kau yang terlihat di dalam keramaian
Kau lihat mataku di kejauhan
Kau yang menyadarkan diriku dari kegelapan

Aku telah tertarik kepadamu
Dan kini ku tak bisa lagi lari darimu
Pikiranku menuntun ke matamu
Taukah kamu aku ingin kau menginginkanku

Apakah yang kini harus kulakukan
Hanya dirimu yang terlihat di keramaian
Kau lihat mataku di kejauhan
Kau yang menyadarkan diriku dari kegelapan

Aku telah tertarik kepadamu
Tak bisa lagi lari darimu
Aku tau apa yang kau mau
Pikiranku menunutun ke arah matamu

Ku semakin tertarik kepadamu
Tak bisa lagi jauh darimu
Aku tau apa yang kau mau
Saat inilah kau ingin kau menginginkanku

( Garasi – Aggressive Trance )


Lagu dari band Garasi diatas menjadi soundtrack hidupku saat itu. Kudengarkan lagu itu setiap hari sambil menunggu kedatangan Bho ke kost ku. Lagu ini yang selalu mewakili semua gelisah hatiku. Setiap Bho datang ke kost, mulutku rasanya ingin utarakan semua yang terjadi, tapi begitu mau mengeluarkan suara, seperti ada yang mencekik tenggorokanku. Jangankan suara, melihat dia pun rasanya aku tak sanggup.

Sebenarnya, pada saat peristiwa itu terjadi, secara tak sengaja, aku merekam suara saat dia merayuku. Itu kulakukan agar saat aku merindukannya tapi sosoknya tidak bisa ada di sampingku, aku masih bisa mendengarkan suaranya. Sampai sekarang, rekaman itu masih tersimpan rapi sebagai bukti bahwa aku masih menghargai dirinya sebagai seorang yang pernah ada di hatiku dan memberiku sesuatu yang sangat aku sayang saat ini.

Malam tgl. 1 Maret aku memutuskan untuk mengutarakan semua keputusanku walaupun aku tak membicarakan mengenai kehamilanku. Hari itu dia datang sekitar pukul 7 malam. Seperti biasa, dia datang dengan motor Satria FU berplat putih, mengenakan jaket coklatnya dan helm VOG Super Sonic hitamnya. Pintu kamarku terbuka…tampaklah sosok yang sebenarnya tak mau kulihat. Dia menyapaku,

“Malam beb….”, sapanya.

“Iyah…malam. Tumben dateng?”, tanyaku.

“Kok nanyanya gitu??? Kamu kangen ya beb?”, tanyanya.

“Ga tau kangen atau ga….tapi yang jelas, roti manisnya sama aquanya abis tuh”, jawabku.

Bho heran melihat perubahan sikapku. Biasanya aku terlihat manja dan seolah menanggap kalau aku begitu membutuhkan kehadirannya. Seandainya aku tau dimana beli roti itu, aku pasti jalan sendiri.

“Kok gitu?”, tanyanya.

“Kenapa? Kan aku ngasih tau kalo makanan abis. Jadi aku Tanya kamu beli dimana?”, jawabku.

“Iyah, nanti aku beli lagi. Tapi kok kamu aneh beb??”, tanyanya.

“Aneh kenapa??? Biasa aja kok beb”, jawabku.

“Hmmm..eh, beb. Kenapa ya kok aku jadi pengen makan terus? Menunya ga berubah2. Kmrn smp mkn 5 kali”, tanyanya.

“Kelaperan kali kamu atau doyan”, jawabku.

“Gak kok. Aku malah ga suka makan itu. Kamu tau aku ga suka makan kerang. Kmrn sampe makan bny”, ujarnya.

“Kok bisa, kayak orang ngidam aja. Kamu ngidam Beb?”, tanyaku.

“Ga tau, tapi bener kayak ngidam. Tau deh, mang kamu hamil?”, tanyanya.

Stuck ditanya gitu, aku Cuma senyum aja. Tapi aku mau coba pancing….

“Kalo iyah mang kenapa?”, tanyaku.

“Beneran?”, tanyanya.

“Kalo bener gimana? Kalo enggak gimana?”, tanyaku.

“Kalo bener, aku lom siap Beb. Kalo boong mah, Alhamdulillah”, jawabnya.

Jawabannya makin memperkuat keputusanku. Karena aku tau seperti apa sifat Bho.

“Beb, kayaknya aku mau pindah kost aja”, ujarku mengalihkan pembicaraan.

“kenapa mau pindah kost?”, tanyanya heran.

“Ga papa, dah ga nyaman disini. Takut kena banjir juga Beb. Ga papa kan?”, tanyaku.

“Ya ga papa. Tapi carinya yang kayak gini juga ya….biar aku bs nengokin kamu”, ujarnya.

“Iyah…..”, jawabku.

Aku Cuma bias mengangguk aja. Tapi tiba – tiba dia nyeletuk…

“Beb, tadi kamu lom jawab. Kamu ga hamil kan??”, tanyanya.

“Ga….”, jawabku spontan.

“Trus aku kenapa ya beb kok tiba – tiba bisa suka banget makan kerang? Kalo ga makan, mual”, ujarnya.

“Mungkin kamu mang lagi pengen kali ya”, jawabku.

“Masa?”, jawabnya

Aku tau kalau Bho lagi ngidam. Malam itu kami mencari kost-an, tapi ga nemu yang kami pengen. Ditengah jalan, dya ngajak makan kerang rebus. Dia makan banyak banget disitu. Aku kasian liat dia, kasian karena dia belum bisa terima kalau wanita yang ada disampingnya sedang mengandung darah dagingnya.

0 komentar:

Posting Komentar